Mandala, Zentangle, dan Zen Doodle: Apa Bedanya?

[Note: Tulisan ini dibuat berdasarkan apa yang aku tahu, dan ditambah beberapa sumber lain yang aku cantumkan. Seluruh gambar yang digunakan merupakan karyaku, kalau mau dicomot please give proper credit ya 😀 ]

Pernah dengar istilah mandala, zentangle, dan zen doodle? Ketiga istilah ini sering digunakan bersamaan karena mereka memang sama-sama terdiri dari berbagai motif yang dikombinasikan. Ketiganya juga sering dikaitkan dengan proses art therapy atau terapi seni, frase yang sepertinya agak trending di beberapa waktu terakhir.

Nah, apa sih bedanya ketiga istilah ini? Yuk mari dibaca~

Mandala

Mandala adalah desain abstrak yang secara umum berbentuk lingkaran. Kalo kata Wikipedia, istilah “mandala” memang diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti “lingkaran”.

img_20200808_115539-01
Mini mandala~ Outline hitam pakai spidol Sharpie, diwarnain pakai Stabilo Point 88.

Mandala biasanya memiliki satu titik pusat di bagian tengahnya, dan dari satu titik ini baru kemudian ‘dikembangkan’ dengan berbagai simbol, bentuk, atau motif yang terstruktur. Meskipun sekilas terlihat kompleks, mandala sebenarnya hanya terdiri dari pola geometris yang diulang-ulang loh 😀

Aku sudah lama familiar dengan bentuk mandala karena sempat sering muncul di berbagai postingan anak-anak hippie di dashboard Tumblr-ku tahun 2010-an dulu, biasanya dalam bentuk tato, tapestry, dll. Tapi ternyata, mandala sudah dipakai sebagai salah satu media dalam terapi seni di tahun 1920-an oleh Bapak Carl Jung (anak psikologi pasti kenal nih hahaha). Katanya, mandala melambangkan wholeness dari kepribadian seseorang.

Zentangle

Zentangle adalah desain abstrak yang terdiri dari kombinasi motif-motif terstruktur yang biasanya diulang-ulang. Aku pernah menulis tentang zentangle di sini: Let’s do Zentangle!

Pola yang kubuat biasanya terdiri dari bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran, setengah lingkaran, segitiga, daun, kubah mesjid, spiral, dll. Standar lah, gak ada yang heboh wkwkw. Bentuk-bentuk dasar ini ‘tinggal’ dikombinasikan lalu dibuat bervariasi, dan bisa ditambahkan garis-garis, titik, atau arsiran. Biasanya hasil akhir karyaku gak jauh-jauh dari kombinasi mandala, bunga, dan dedaunan~

img_20200808_114710-012
Zentangle, dibuat menggunakan Sakura Gelly Roll Moonlight.

Daripada berfokus dengan hasil akhir yang ingin dicapai, menggambar zentangle membuatku fokus membuat coretan satu per satu. Jadi selama prosesnya aku merasa present dan rileks. Zentangle memang sering dipakai sebagai salah satu media dalam terapi seni, mungkin karena alasan ini juga. Aku yakin kamu yang pernah melakukannya setuju juga sama hal ini, hihihi.

Menurutku zentangle bisa dibuat oleh semua orang, karena dengan sesederhana mengulang bentuk-bentuk dasar, nantinya (mau gak mau) akan jadi sebuah kumpulan motif yang ~~indah~~ dan kelihatan kompleks. Dan alat tulis apapun bisa digunakan untuk membuat zentangle kok, pake spidol Snowman seribuan pun jadi.

Gak perlu bakat, gak perlu beli alat khusus, asalkan ada niat aja pasti bisa 😀

Zentangle™

Ini tambahan aja sih yaa, tapi penting juga. Setahuku, istilah “zentangle” sedang dipatenkan, jadi Zentangle™ adalah sebuah brand, dan ada metode khusus yang digunakan, namanya The Zentangle Method. Ada website resminya kalau mau baca lebih lanjut: www.zentangle.com

Jadi katanya, kita nggak bisa sembarang corat-coret lalu dapat disebut zentangle. Dalam The Zentangle Method, ada beberapa ‘aturan’ tertentu seperti:

  1. Menggunakan kertas putih berarea 3,5 x 3,5 inch (8,9 x 8,9 mm) yang disebut “tile”,
  2. Ada daftar pattern atau motif yang sudah disediakan; jadi kita nggak bikin motif sendiri, tinggal ‘menyalin’ motif-motif yang sudah ada,
  3. Dianjurkan menggunakan pensil 2H dan 2B untuk membuat outline-nya serta untuk mengarsir, danfineliner / drawing pen berukuran 0.1 berwarna hitam untuk menggambar motifnya. Jadi hasil akhirnya akan berwarna hitam-putih-abu.
  4. Hasil akhir tidak menyerupai ‘sesuatu‘ melainkan abstrak.
  5. Gambar dibuat dengan ‘purpose‘ dan ‘intent‘. Kebalikan dari doodling / corat-coret yang dibuat secara iseng, tidak sengaja, dan biasanya dalam keadaan mindless.

Artinya, kalau mengambil definisi zentangle dari Zentangle™ ini, jika ada zentangle yang terlihat menyerupai sesuatu, misalnya terlihat seperti bentuk rumah dan dipenuhi dengan motif-motif yang tidak ada di dalam daftar motif Zentangle™, walaupun mirip, maka tetap tidak bisa disebut zentangle, melainkan disebut Zen Doodle (dibahas di bagian selanjutnya ya).

img_20200808_114353-01
Mencoba zentangle pakai The Zentangle Method.

Aku sendiri sudah mencoba The Zentangle Method berdasarkan buku “Tangle Art Pack” yang menerapkan metode ini (bukunya kudapatkan di BBW beberapa waktu lalu, versi Indonesia sepertinya belum ada). Bagiku pribadi, The Zentangle Method dari Zentangle™ ini agak membatasi konsep zentangle itu sendiri, jadi aku –dan banyak orang lainnya– tetap menggunakan istilah ‘zentangle’ tanpa terpaku pada poin-poin di atas. Gambarku ya suka suka aku dong mau dikasih istilah apa.

Zen Doodle

Zen Doodle definisinya kurang lebih sama dengan istilah zentangle secara umum, dan kedua istilah ini sering dipakai bergantian oleh banyak orang (termasuk aku). Tapi, keduanya sebenarnya berbeda.

Poin utama yang membedakannya adalah proses internal saat pembuatannya; di saat zentangle dibuat dalam keadaan “mindful“, zen doodle biasanya dibuat dalam keadaan “mindless“. Misalnya, lagi bosen dengerin dosen pas kuliah jadinya tanpa sadar corat-coret di buku catetan dengan pikiran dan kesadaran yang kesana kemari, ini lebih tepat disebut doodle.

Istilah ‘doodle‘ memang membuat sebuah karya lebih terkesan dibuat secara iseng, dalam keadaan mindless, dan hanya sekedar corat-coret (bukan karya yang ‘serius’).

Ada juga sebagian karyaku yang memang dibuat dengan iseng, tapi aku pribadi tetap menggunakan istilah zentangle karena lebih umum. Saat melihat karya orang lain pun, kita nggak bisa tahu kan proses dibaliknya seperti apa hanya dengan melihat hasil akhirnya, jadi menurutku it’s fair untuk menggunakan istilah ‘zentangle’ daripada ‘zen doodle’ yang pengertiannya lebih sempit.

img_20200808_120015-01
Mau disebut zentangle, zen doodle, corat-coret, atau apa aja boleh lah bebas wkwkwk.

Tapi, untuk kamu yang mau mengambil definisi zentangle berdasarkan Zentangle™ / The Zentangle Method, zen doodle bukanlah zentangle, melainkan lebih tepat disebut Zentangle Inspired Art / Z.I.A. (karya yang terinspirasi dari Zentangle). Bisa dibilang, zen doodle adalah zentangle versi free style gitu katanya.

Bisa baca di sini juga untuk opini lain mengenai perbedaan zentangle dan doodle: https://www.thesprucecrafts.com/doodles-and-zentangles-1122983

Okaaay segitu aja sih kayanya. Intinya, dari segi visual ketiganya memang mirip karena sama-sama terdiri dari berbagai motif berulang-ulang. Yang membedakannya adalah, mandala berbentuk lingkaran, zentangle lebih bebas, sedangkan zen doodle kurang lebih masih sama dengan zentangle, hanya berbeda istilah jika ditilik dari segi proses internal saat membuatnya.

Semoga cukup jelas yaa! Selamat berakhir pekan wankawan~

Advertisement

3 thoughts on “Mandala, Zentangle, dan Zen Doodle: Apa Bedanya?

  1. Apakah Mandala selalu berupa lingkaran? Setahuku ada bentuk seperti kotak atau segi banyak yang punya pola gambar simetris juga dikenal sebagai Mandala. Contohnya seperti bentuk candi Borobudur kalo dilihat dari atas.
    Bener gak sih? Mohon pencerahannya.

    Like

  2. Keren mbak. Diantara semua saya lebih banyak eksplor di Mandala sebagai art theray enthusiast..haha ya pak Jung ya mbak…

    Menarik cerita tentang Zentagle/Zen Doodle

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s