Damai.

Ada sebuah masjid di daerah Gegerkalong yang selalu memunculkan perasaan damai setiap aku mendatanginya.

image-01
Peace” / damai, dibuat bulan Oktober kemarin saat aku mulai kembali mendatangi masjid ini lagi secara rutin. Dibuat menggunakan Sharpie marker (hitam), dan Sakura Gelly Roll (oranye, putih).

Aku pertama kali datang ke sini tiga tahun yang lalu, di saat aku terlalu sibuk dengan kehidupan dunia, dan sama sekali tidak sempat untuk mengistirahatkan jiwa. Seorang teman baik menyarankanku untuk datang ke sini, dengan harapan aku bisa kembali ingat: untuk apa sih aku hidup di dunia?

Tanpa pikir panjang, aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku saat itu demi sebuah rehat. Sebuah pilihan yang terkesan egois karena aku meninggalkan tanggung jawabku dan orang-orang terdekatku dengan agak tiba-tiba. Tapi saat itu, rasanya mental wellness-ku lebih utama.

Aku kembali ke Bandung, dan memilih masjid ini sebagai tempat rehatku selama satu bulan penuh. Yang aku cari adalah sebuah rehat yang ringkas, tapi di sini aku malah menemukan keteduhan yang sudah kucari sejak lama.

Singkat cerita, pengalaman 30 hari-ku di sana melahirkan aku dengan prinsip hidup yang jauh lebih kokoh dari sebelumnya. Aku lebih kenal diriku setelah aku lebih kenal dengan Tuhan-ku; dan proses ini masih berlanjut sampai sekarang.

Aku beruntung bisa kembali mendatangi masjid ini hampir setiap minggunya dalam beberapa bulan terakhir, padahal jaraknya tidak begitu dekat dari rumahku.

Belakangan ini aku berkenalan dengan beberapa orang di masjid ini, tiga di antaranya adalah mahasiswa. Saat seumur mereka, yang aku hafal hanyalah lirik-lirik lagu tak bermakna, sedangkan mereka sekarang sibuk menghafalkan lantunan ayat kitab suci setiap hari :’) Rasa minder tentu ada. Tapi, yang lebih aku rasakan adalah rasa kagum terhadap mereka, dan tentu ada rasa syukur begitu besar yang muncul, karena ternyata aku masih diberi kesempatan untuk mempelajari Islam lebih jauh lagi padahal umurku sudah 25 tahun. Eh, pas banget hari ini bertambah jadi 26 deng. Hahaha.

Aku juga bertemu kembali dengan seorang teman lama yang kukenal di masjid ini tiga tahun lalu. Senang melihat sosoknya lagi yang datang jauh-jauh dari Padang, lalu sekarang menetap di Bandung. Salah satu alasannya adalah agar bisa dekat dengan masjid ini. Ternyata ada juga yang merasakan hal yang sama denganku 😀

Aku harap aku bisa merasa damai seperti sekarang ini untuk waktu yang lama. Dan jika kedamaian ini mulai memudar, rasanya aku tahu kemana aku harus pergi.

11 thoughts on “Damai.

  1. Barakallah Fii Umrik, Mbak Aida 🥰 aku jadi pengin ke masjid yang mbak datangi ini 🥺

    Aku juga senang berlama-lama di masjid, Mbak Aida. Setelah paham betapa tenang dan damainya berada di masjid, datang sendiri pun bukan masalah lagi.

    Mbak Aida datang ke masjid ini sendiri kah?

    Like

    1. Terima kasih mba Shinta❤ Aku ikutan salah satu program weekend di mesjid ini mba Shinta, jadi berangkatnya emang sendiri tapi pas udah nyampe disana bisa ketemu yang lain. Biasanya aku datang lebih awal jadi bisa berdiam dan berlama-lama dulu sendirian. Hihi kapan2 kita kesini bareng yaa! Semoga wabah ini segera berlalu :’) Sempga aman dan sehat selalu ya mba Shinta!

      Liked by 1 person

      1. Seru banget, Mbak Aida 😍 Iya Aamiin semoga berkesempatan datang ke masjid itu bareng yaaaa 💙

        Iya, semoga wabah ini segera berlalu. Aamiin. Kamu juga ya, Mbak Aida. Aman dan sehat selalu! 🥰

        Like

  2. Loh loh.. aku suka main ke Gegerkalong, ke masjid jg, apakah yang persis pinggir jalan?

    selamat milad mba Aida, sehat selalu, senang membaca postingan ini, kurang lebih merasa jd nyambung dgn maksud komentar mba Aida di postinganku bbrp wkt lalu 🙂

    Like

    1. Waaah jangan-jangan… Iya mesjidnya lumayan besar dan terkenal, persis pinggir jalan mbaa :” Kalo mesjid yang dimaksud sama jangan2 kita sebenernya sering berpapasan? Hahaha. Terima kasih doanya mba Rissaid, doa yang sama untukmu ❤

      Liked by 1 person

Leave a comment