Menghadapi Art Block!

Art block adalah keadaan dimana seseorang merasa tidak memiliki ide, inspirasi, atau motivasi untuk membuat sebuah karya seni (Aida, 2019). Lol jk. Tapi memang kurang lebih seperti itu yaa. Hihi. Kamu pernah mengalaminya juga?

Aku pernah, bahkan cukup sering. Ada waktu-waktu dimana aku punya banyak kesempatan untuk menggambar (alias gabut), tapi saat menghadapi sebuah kertas yang masih kosong, tidak ada satu pun ide yang muncul. Do I suck at this? Keraguan selalu datang di saat-saat seperti ini, yang pada akhirnya membuat kertas itu pada akhirnya tetap kosong.

Banyak distraksi lain yang terasa lebih menarik dan kurasa akan membantuku lupa bahwa aku tidak pandai menggambar. Kemudian saat aku mulai termotivasi kembali dan mencoba mencari inspirasi dengan melihat karya-karya lain yang luar biasa bagus, hal yang malah terlintas di otakku adalah, bahwa sebanyak apapun usaha yang aku kerahkan, gambarku bahkan tidak akan pernah mendekati level mereka walau hanya satu jengkal.

artblock
Ilustrasi oleh ResoluteAssassin.

Untungnya, art block tidak pernah bertahan lama untukku. Here’s how I fight it when it haunts! Continue reading “Menghadapi Art Block!”

I’m Attending Online Course: Procreate For Beginners!

There was this one video on my YouTube recommendation that led me to a (FREE!) online course named Procreate for Beginners and I immediately went straight to the site. The course took about two hours (excluding your practice time) and it will give you every necessary thing to get to know the app. It’s a project-based course, so by the end of this course, you will have at least four artworks like these images below. I’m only halfway, but I feel the urge to share this here!

Continue reading “I’m Attending Online Course: Procreate For Beginners!”

“Gambarin Dong….”

Merasa familiar dengan kata-kata ini? Biasanya kata-kata ini sering muncul di kolom komentar Instagram seseorang yang posting hasil gambarnya. Dan yang sering terjadi padaku, justru yang berkomentar seperti ini adalah orang-orang yang malah tidak begitu dekat denganku. Aneh kan?

Sejak pertama kali aku punya Instagram, komentar semacam ini memang sangat sering muncul di hampir semua akun gambar yang aku ikuti. Nah, beberapa di antaranya pernah membahas topik ini setelah seringkali merasa risih, karena hal ini seakan-akan sudah menjadi sesuatu yang lumrah dan okay. Tell you what; it is NOT okay.

Percakapan yang umum terjadi di DM antara seorang desainer dan pengikutnya, kurang lebih seperti ini:

🐢 : Kak, mau dibikinin logo dong
🖌️ : Halo, boleh tahu budget-nya berapa? 🙂
🐢 : Oh, berbayar ya kak?
🖌️ : …

Untuk orang yang menganggap seni sebagai hobi sepertiku, aku cukup membiarkan pesan-pesan semacam itu, apalagi dari orang yang tidak dikenal. No hard feeling. Tapi ternyata, bagi desainer atau seniman yang mencari penghasilan dengan menjual hasil karyanya, percakapan seperti ini tentu terkesan ‘meremehkan’ karya-karya yang mereka buat. Hal ini lebih sering terjadi pada freelancer (terutama mereka yang masih rising) karena mereka biasanya lebih aktif memanfaatkan sosial media sebagai kanal untuk mencari klien potensial. Padahal, belum memiliki banyak klien dan portfolio yang tebal bukan berarti karya mereka tidak ada harganya kan.

(Kasusnya mungkin akan sedikit berbeda dengan desainer in-house atau yang bekerja di agensi, walaupun yaa mereka juga pasti sering mengalami hal semacam ini jika posting karyanya di sosial media.)

Banyak orang belum faham berapa banyak waktu yang dikorbankan untuk memiliki skill seperti mereka; berapa biaya media atau alat penunjang untuk membuat karya tersebut, dan ratusan karya lainnya yang mengantar mereka ke tingkat keahliannya sekarang (mahal cuy!); berapa usaha yang harus mereka kerahkan; dan hal lain yang harus mereka tinggalkan untuk dapat menghasilkan karya seperti mereka saat ini. Belum lagi karya digital yang memerlukan gawai yang tidak murah, dan jangan lupakan juga harga perangkat lunaknya.

Budget yang kamu keluarkan tentu akan berbanding lurus dengan waktu yang dipakai dan usaha yang dikerahkan oleh seorang desainer. Kalau ada temanmu yang membuka jasa gambar atau desain, please, jangan minta ‘harga teman’. Kalau kamu memang seorang ‘teman’, bukannya seharusnya kamu memberinya lebih banyak dibandingkan kepada seseorang yang lebih asing?

Making money as an artist / designer is hard enough, please don’t make it harder for them by saying “gambarin dong…” 😊

A cat doodle, just because.

Inspiration comes from everywhere. Earlier today, my cat sat beside me while I was working, then I decided to make a drawing of her. I created this piece on Procreate (I’ve been practicing drawing on this app these past few days thanks to my new pencil).

Okay so now, meet my cat, Ciwis!

img_0005
Doodled using Procreate, with the help of Google images as reference. I’m still figuring out everything, this simple drawing took me about 40 minutes.

This drawing’s dedicated to Ciwis, who’s been staying with my family for 7 years and still counting. There are times when I’m alone at home but I don’t feel lonely thanks to Ciwis who’s been here, there, everywhere. She was also here with me while I was drawing.

img_20190524_171036-01
She’s always around with her adorably-grumpy face.

Yes, it’s nowhere near purrfection, so I better go practice right meow.

Gambar Modal Seribu!

Kata siapa membuat gambar yang ‘bagus’ perlu alat yang mahal? Kualitas dari suatu alat gambar memang biasanya berbanding lurus dengan harga, tapi bukan berarti kita gak bisa berkarya hanya dengan alasan gak punya modal dong 😀

Kali ini aku mencoba membuat gambar dengan menggunakan sebuah spidol yang sudah eksis cukup lama: Snowman marker, yang harganya hanya seribu rupiah. Kertas yang aku pakai adalah kertas HVS biasa merk PaperOne, anggaplah harganya 100 rupiah. Please note, totalnya hanya Rp1,100! Cuma seharga satu tusuk telur gulung depan SD, hahaha.

img_20190526_145227-01
Modal gambarku hari ini. Btw, rasanya kertas A4 terlalu besar, jadi aku lipat dua jadi ukuran A5.

Continue reading “Gambar Modal Seribu!”